Fashion Ethnic? It's A must for Indonesian Beauty

Salaam,
 
Siapa yang tak kenal dengan perempuan ini? Muda, cantik, pintar, dan tentunya kreatif. Ya! Dia adalah Dian Pelangi. Seorang desainer moslem wear Indonesia yang mampu mendunia di usianya yang masih 20 tahun. Mungkin kebanyakan awam hanya tahu jika Dian Pelangi ini hanya mengedepankan busana-busana muslim dan menghebohkan dunia per-hijab-an dengan style-style yang beda dari style hijab zaman sebelum 2011. Namun, terlepas dari semua itu sebenarnya dia juga berusaha melestarikan budaya bangsa melalui karyanya melalui desain-desain busana dengan menggunakan bahan kain-kain tradisional Indonesia.
Awal desain Dian Pelangi yang cukup fenomenal adalah desain dengan kain jumputan yang ternyata cukup populer di kalangan para hijaber, bahkan non hijaber pun menyukai desainnya. Selain itu, ada pula desain blazer yang menggunakan kain songket Palembang yang merupakan kain khas tanah kelahiran orang tuanya atau pop batik yang saat ini Dian gunakan dalam tema desain terbarunya. Meskipun desain-desain busana Dian cenderung untuk moslem wear, tapi ternyata karyanya mampu menembus pasar dunia. Terbukti dengan fashion show yang dia ikuti di beberapa negara di Eropa, seperti Perancis. Betapa Dian mencintai Indonesia, bukan? 





 

 Karya-karya Dian Pelangi

Selain Dian Pelangi, Indonesia juga perlu bangga dengan Fitri Aulia. Seorang desainer muda busana muslim syar’i yang ternyata juga ikut berusaha melestarikan kain tradisional Indonesia, seperti songket Aceh. Fitri dengan brand-nya KIVITZ lebih mengedepankan fashion busana muslim yang syar’i. Desain busananya memiliki cukup peminat, baik di Indonesia maupun di luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. 



 Fitri Aulia

Jika kita lihat kembali, pada dasarnya ada banyak desainer Indonesia yang berusaha mengedepankan desain etnik melalui kain-kain tradisional Indonesia, seperti Anne Avantie, Didiet Maulana, Ivan Gunawan, dan masih banyak lagi tentunya. Bahkan sebuah brand fashion ternama milik Gucci pun tertarik untuk membuat baju-baju dengan menggunakan bahan kain tradisional Indonesia, seperti kain batik dan kain ikat. Desain yang dimunculkan untuk koleksi musim semi ini merupakan desain dari Dries Van Noten dalam koleksi Spring Summer 2010-nya. Terkenal akan keahliannya mengolah dan memadu padankan motif, kain ikat dan batik hasil pengamatannya dipadankan dengan apik dalam koleksi ini. Motif-motif kain ini ditampilkan apa adanya tanpa modifikasi pada corak namun hadir dalam potongan modern, seperti tampak pada padanan deconstructed jacket bermotif ikat, kemeja putih bordir, dan rok selutut bermotif batik parang rusak. Nah, coba bayangkan jika desainer-desainer Indonesia ini lupa akan kekayaan Indonesia yang begitu berharga ini, pasti akan membuat negara lain mencoba untuk mengambilnya. Fashion is about beauty and Indonesia has it!



 Desain Rancangan Gucci yang Mengunakan Batik dan Ikat



Komentar

Postingan Populer