Fashion Blogger: Nice and Lovely Mila Anzib

Salaam,

Huwaah, akhirnya bisa nulis blog lagi setelah hiatus selama beberapa bulan karena lagi 'mabok' bawaan si bocil. Oke, tak perlu berlama-lama karena pos kali ini cukup panjang sebab disertai wawancara dengan sang feature. So, let's check it out!  ;)

Awal mula aku mengenal Mila Anzib adalah ketika Dian Pelangi mention akunnya di twitter. Lupa, sih apa isinya, tapi karena penasaran aku cek juga blognya kala itu, colourmefuchsia.blogspot.com namanya. Dan, ketika sampai di blog itu aku benar-benar merasa bertemu harta karun. Yeah! Agak lebay, sih tapi benar aku suka banget gaya cewek kece ini. Saat itu, aku kepo blognya dari awal sampai akhir dan dia benar keren banggeet.. Aku memang suka dengan fashion blogger yang memiliki style simpel, tapi menarik. Nah, Mila Anzib inilah salah satunya. Kenapa? Karena doi suka memadu-madankan rok panjang dengan sepatu keds yang saat itu gak pernah kepikiran di otakku untuk mengaplikasikannya ke style-ku sendiri atau malah aku lebih senang lagi karena dia juga suka ethnic style, seperti di sini:





Oya, Mila ini adalah kenalan blogger-ku yang paling ramah dan menyenangkan, lho. Ketika aku mention twitternya, doi sangat welcome dan saat itu juga doi langsung follow back akun-ku. Bahkan, di media-media lain pun doi mau merespons komentarku. How lovely isn'it? Di bawah ini sedikit ngobrol-ngobrol-ku dengannya mengenai blog dan fashion :

 

Assalamualaikum, halo apa kabar? Senang, deh akhirnya bisa ngobrol sama kamu. Btw, menurut kamu bagaimana perasaan kamu jika tiba-tiba ada orang baru ingin berkenalan dengan kamu karena pengaruh dari blog kamu?
Wa’alaykumussalam, kabarku baik kak, alhamdulillāh!
Pastinya sih aku bakalan ngerasa seneng banget, ternyata dampak positif dari kemajuan teknologi ini, dan spesifiknya melalui blog tersebut aku bisa memperluas silaturrahim dengan orang-orang yang bahkan belum bertemu secara langsung. Aku juga berharap semoga pengaruh yang tersampaikan melalui blogku itu juga bernilai positif.


Sejak kapan, sih kamu mulai berhijab dan kenapa?
Aku mulai berhijab sejak bulan Desember 2010. Sebenernya aku sudah memiliki keinginan untuk berhijab sejak SMP, namun selalu ada perasaan yang menghalangi niatan tersebut & penghalang itu begitu klise: dengan berhijab aku ga bisa menyukai fashion lagi. Terus, ada salah satu sahabatku (Sabrina Raissa) yang mulai berhijab, dan aku mulai bertanya-tanya bagaimana bisa dia mampu untuk menguatkan niatnya tersebut. Aku pikir pada saat itu: untuk menutup aurat sesuai ketentuan agama Islam itu sangatlah sulit. Seiring dengan waktu, karena aku dan Sabrina gemar fotografi fashion, aku cari-cari inspirasi fashion berhijab melalui internet untuk inspirasi photoshoot dengan tema berhijab. Akhirnya, aku nemu blognya Hana Tajima; Style Covered yang buat aku kagum dengan caranya memadukan keyakinan & citra rasanya dalam fashion. Namun keyakinan bulat yang aku dapatkan untuk berhijab adalah karena satu blog milik seseorang yang menurutku memiliki pribadi yang inspiratif. Karena sebelum-sebelumnya aku tidak begitu menerapkan nilai-nilai Islam secara mendetail dan mendalam dalam kehidupanku, di blog itu aku menemukan sepotong ayat al-Quran yang berbunyi: “...wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)... [QS An-Nur:26]” dari situ, aku berpikir betapa dahsyatnya mukjizat yang Allāh turunkan pada Rasulullāh (saw) yang satu ini. Aku mulai berpikir bahwasanya: “we attract our own kind”. Jadi, kondisi yang kita bentuk dalam diri kita akan menarik hal-hal yang sesuai dengan diri kita. Semuanya menjadi terlihat begitu adil untukku, terutama untuk hal-hal yang memiliki hubungan kausal (sebab-akibat). Tentu saja, setiap orang memiliki bisikan dalam hatinya untuk selalu lebih baik daripada sebelumnya. Pada saat itu, aku ingin bergerak menuju diri yang mengusahakan untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta yakni dengan mematuhi salah satu perintahNya untuk menutup aurat sesuai ketentuan yang tertera dalam Al-Quran. Ternyata, setelah berhijab selama kurang lebih tiga tahun, perasaan yang ada adalah: “kenapa sih aku ga berhijab dari dulu aja!” hehe...


Menurut kamu, apa, sih arti socmed. Terutama blog?
“Blog adalah website dengan konten (konten bisa berupa teks, gambar, link, audio, atau video) yang di-update secara berkala, seta mewakili dan berdasarkan sudut pandang ‘karakter’ tertentu yang menjadikan kontennya khas (umumnya menggunakan sudut pandang personal). Standarnya, konten blog diurutkan secara kronologis terbalik (konten baru di depan, konten lama di belakang) dan dapat dikomentari.” (dikutip dari buku Creative Blog Writing, oleh Ollie, via Bloggingly.com)
Aku setuju dengan definisi tentang blog yang tertera di atas. Melalui Social media, spesifiknya blog, ada banyak hal-hal yang positif maupun negatif yang bisa kita dapatkan. Sejujurnya aku salah satu orang yang literally seneng banget dengan keberadaan blog karena aku senang tulis-menulis, dan fotografi. Jadi, blog itu menjadi wadah Digital Scrapbook dimana aku bisa menyampaikan berbagai macam hal yang aku sukai dan membaginya ke seluruh dunia! Melalui blog, kita juga bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, sehingga kita bisa secara virtual bertukar pikiran dengan macam-macam orang di seluruh penjuru dunia. Mengasyikkan sekali bukan! Gak bisa dipungkiri lagi kalau aku mendapatkan hal-hal yang menginspirasi dan berdampak langsung kepada kehidupan aku (salah satunya sudah disebutkan pada jawaban pertanyaan sebelumnya). Sisi negatifnya ya... saking asyiknya blogwalking, kita bisa jadi lupa waktu. Jadi, kontrol terhadap diri sendiri memang selalu menjadi suatu hal yang harus kita asah secara konstan. Kita harus tau menempatkan diri, dan semua urusan yang berkaitan dengan aspek kehidupan kita harus diatur secara seimbang – proporsinya harus pas, terlalu banyak kurang baik, dan terlalu sedikit juga kurang baik.


Apa alasan dan kapan kamu memutuskan untuk memiliki sebuah blog?
Pertama kali aku bikin blog itu akhir tahun 2008, dan nama blognya itu Viva La Mode (Long Live Fashion). Alasannya sih sederhana, waktu itu aku terinspirasi dengan blog-blog fashion yang ada. Selain itu, pada saat itu aku sedang berada dalam fase “fashion magazines freak”. Ide untuk punya blog sendiri itu seperti menjadi edior-in-chief majalah pribadi dan terdengar menyenangkan... so, why not? Hehehe. Waktu itu aku belum berhijab, jadi kontennya difokuskan tentang fashion. Kalau sekarang, Colour Me Fuchsia ini kontennya lebih beragam, tidak hanya seputar fashion tapi juga lebih ke ranah lifestyle yang menjadi concern aku.


Sebagai seorang fashion blogger, adakah aturan tertentu dari kamu tentang outft yang ingin kamu publish di blog?
Ada, ketentuan yang menjadi patokan yaitu outfit yang kira-kira dapat menginspirasi orang lain. Ada kalanya I put effort for something I wear. Jadi, outfit yang aku kenakan itu didasari berbagai macam pertimbangan. Banyak inspirasi berpakaian yang didapat melalui orang lain, majalah, bahkan hal-hal yang ada di alam. Semua inspirasi itu aku coba terapkan melalui pakaian yang aku punya di lemari.


Menurut kamu, apakah sebagai seorang fashion blogger harus memiliki barang-barang branded? Bagaimana untuk barang-barang unbranded?
Yang terpenting menurut aku untuk menjadi fashion blogger itu kita gak perlu menjadi seseorang yang bukan kita. Menurutku orisinalitas itu nyaris tidak ada. Setiap orang pasti terpengaruh atau dipengaruhi oleh hal-hal yang ada di sekitarnya. Sama halnya seperti pembuatan pesawat yang terinspirasi dari burung. Jadi kita sendiri merupakan kombinasi dari apa-apa yang kita lihat/rasakan. Namun, perbedaannya adalah ketika kita membentuk diri kita dari apa-apa yang ada. Pembentukan citra rasa atau taste itu membutuhkan tahap yang lama. Jadi, menurutku di antara orang yang ingin terlihat fashionable dengan mengikuti tren dengan orang yang mengenal dirinya dan merepresentasikan dirinya secara kreatif melalu berpakaian itu terlihat jelas perbedaannya. Orang-orang tipe kedua ini gak perlu barang branded untuk terlihat fashionable karena mereka mengenal karekternya, mengetahui apa yang pantas untuk dirinya dan bisa merasa nyaman untuk mengenakannya. Barang unbranded menurutku memiliki keunikan tersendiri, apalagi kalau barang-barang bekas yang kita temui di pasar. Fashion-styling tip from me is not about the brand, but it’s rather about the mix and match.


Bisa kamu deskripsikan gak tentang personality kamu dari segi fashion (style)?
My fashion style is eclectic. Eclectic means “deriving ideas, style, or taste from a broad and diverse range of sources”. Setelah dipikir-pikir, ternyata inspirasi berpakaian terbesarku datang dari dunia belahan barat. I can relate myself to the styling of fashion houses such as: Prada, Marni, Dries van Noten, Christopher Kane, J.Crew, Maison Martin Margiella, etc. Gaya personal yang aku suka itu, gaya berpakaiannya aged European ladies seperti: Miuccia Prada, Consuelo Castiglioni, Carine Roitfeld.

 

 
Kenapa aku suka gaya ibu-ibu ini? Terutama untuk desainer Prada (Miuccia Prada) dan Marni (Consuelo Castiglioni), kita bisa lihat gaya mereka melalui karya mereka di fashion labelnya. Kalau Carine Roitfeld, aku lebih tertarik dengan gaya kesehariannya. Secara deskriptif, personal style mereka itu ‘nerdy cool’, atau ‘ugly chic’. Permainan stylingnya seputar layering—menumpuk kemeja dengan dress; sweater dengan kemeja, perpaduan motif, perpaduan kaos kaki dengan sendal (wedges, heels), perpaduan outfit formal dengan kaos oblong, penekanan pada aksesoris (kalung, gelang cincin, tas, dsb.), dan masih banyak lagi. Motif favoritku yaitu kotak-kotak seperti motif plaid, tartan, window pane, gingham. Fashion items favorit aku adalah: kaos putih, rok, dress, kaos kaki, dan aksesoris. I am such a fan of white t-shirts! Aku senang memadukannya dengan rok bermotif/bewarna dan blazer yang pas. Lalu, I am such a skirt lady. Aku tertarik dengan rok-rok yang berpotongan unik. Akhir-akhir ini, aku sangat terbantu dengan keberadaan dress. Ketika sedang malas memadu madankan pakaian, dengan dress semuanya jadi lebih mudah. Apabila lengan dressnya pendek, cukup kenakan luaran yang sesuai, dan biasanya aku memilih kerudung yang senada dengan luarannya tersebut. Selain itu, aku juga suka dengan kaos kaki dan aksesoris. Statement necklace can elevate your style bahkan ketika kita mengenakan pakaian yang sesimpel mungkin. Untuk gaya hijabnya? Aku suka dengan gaya yang tetap simpel dan gak ribet. But overall, my favourite outfit is still sleep wear! Ya, aku senang sekali ketika mengenakan baju tidurku. Berikut kolase fashion style yang aku suka:   

 


Cewek yang punya hobi membaca, menulis, blogwalking, crafting, fotografi, musik, dan naik sepeda ini juga sangat mengapresiasi kain-kain tradisional. Menurutnya, kain tradisional Indonesia emang gak kalah oke. Namun, masih belum banyak orang yang mengolah kain itu menjadi bentuk yang lebih kreatif. Sebenarnya sudah ada banyak desainer Indonesia yang sudah mengolah kain Indonesia to the next level, tapi mayoritas itu masih high-end class, dan termasuk barang yang ‘mewah’. Doi harap akan ada semakin banyak fashion label lokal yang menampilkan kain tradisional Indonesia secara lebih kreatif, sehingga—terutama untuk pemuda—agar lebih tertarik dengan karya dalam negeri. Doi pun sudah mulai membuat custom made pakaian sendiri menggunakan kain ikat dan batik sejak tahun 2009. Nah, menarik, kan? Meskipun saat ini blog colourmefuchsia.blogspot.com sudah jarang update, bahkan beberapa pos sudah dihapus oleh Mila, tapi aku tetap menyukai sosok Mila Anzib yang sangat menyenangkan dan tetap menunggu postingan blognya yang terbaru. :)

By the way, terima kasih sekali buat Mila yang mau menyempatkan diri untuk ngobrol-ngobrol denganku dan juga membuatkan satu hadiah untukku. Semoga silaturahim kita tetap terjaga yaa. :)


Komentar

  1. style eclectic memang yang paling hits kalau di dunia barat. lebih maen pattern dan layering yang unik dan asik. nice info yah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer